Cara Baca Hamzah Washal
Mengenal Hamzah Washal
Sebelum masuk pada cara mudah baca hamzah washal, perlu diketahui apa dan bagaimana bentuk hamzah washal. Apa itu hamzah washal? Washal secara bahasa artinya sambung. Hamzah Washal merupakan huruf bantuan untuk menyambung sebuah kata.
Hamzah washal muncul pada huruf yang diawali dengan huruf sukun atau mati. Karena sulit membaca kata yang diawali sukun, maka muncul huruf yang dinamakan Hamzah Washal untuk membantu menyambung pengucapan.
Hamzah Washal ini memiliki fungsi berbeda. Apabila kita memulai membaca dari hamzah washal, maka hamzah washal nya terbaca. Namun, jika memulai membaca dari sebelum hamzah washal maka hamzah washal nya tidak terbaca.
Bagaimana bentuk penulisan hamzah washal? Mushaf Standar Indonesia menggunakan tanda alif biasa. Sedangkan Mushaf Standar Madinah menggunakan tanda alif yang di atasnya diberi tanda shad kecil. Perhatikan gambar berikut ini :
Perbedaan Tanda Hamzah Washal
Dimana saja letak hamzah washal? Pembahasan mengenai macam-macam letak hamzah washal, bisa Anda baca di artikel khusus membahas Hamzah Washal. Di sini, penulis hanya menyampaikan cara mudah membaca hamzah washal.
Cara Mudah Baca Hamzah Washal
Lalu bagaimana jika membaca kata yang diawali hamzah washal? Jika sudah membaca pembagian atau letak hamzah washal, kebanyakan mungkin akan merasa kebingungan dengan penjabaran yang cukup panjang dan rinci.
Berikut ini merupakan trik hasil utak-atik penulis dengan berdasarkan pemahaman mengenai hamzah washal dan pengalaman mengajar. Trik mudah ini bisa saja direvisi kemudian hari untuk kepentingan dakwah pembelajaran al-Quran .
Setidaknya ada 4 rumus untuk kondisi yang berbeda-beda tergantung kesesuaian dengan rumus atau syaratnya. Secara singkat keempat rumus itu adalah diawali AL, khusus 7 kata benda, rumus umum, dan pengecualian rumus umum.
1. Diawali "AL"
Maksud dari diawali "AL" adalah untuk setiap kata yang diawali hamzah washal dan lam ta'rif, baik itu hukum bacaan Idzhar Qamari maupun Idgham Syamsi. Perhatikan setiap hamzah washal yang diikuti lam sukun (Idzhar Qamari) atau lam tanpa harakat (Idgham Syamsi).
Rumus atau kuncinya adalah apabila ada hamzah washal di setiap kata "AL" maka hamzah washal nya dibaca fathah. Perhatikan setiap contoh hamzah washal yang diawali "AL" berikut ini (untuk memudahkan pencarian hamzah washal, penulis ambil metode hamzah washal dalam Mushaf Madinah):
Jika membaca pada kata yang diawali "AL" seperti gambar di atas, maka cara membaca nya adalah "Al-Hamdu Lillah", "Ar-Rahman", dan "Ar-Rahim".
Contoh atau latihan cara membaca hamzah washal untuk diawali "AL" bisa dicek di QS Al-Baqarah ayat 194, QS Ali Imran ayat 172, QS Ibrahim ayat 39, dan masih banyak lagi.
2. Khusus 7 Kata Benda
Yang dimaksud dengan 7 kata benda adalah 7 isim (kata benda) yang cara membaca hamzah washal nya diambil secara sima'i (mendengar langsung dari orang Arab). Karena itulah, 7 kata khusus ini perlu diperhatikan. Ketujuh kata tersebut adalah sebagai berikut
7 kata benda khusus
Setiap 7 kata benda khusus di atas, cara membaca hamzah washal nya adalah dengan memberi harakat kasrah. Cara membaca 7 kata benda di atasa dari kiri ke kanan adalah Ibnu, Ibnat, Imru`u, Imra`at, Itsnani, Itsnatani, dan Ismu.
Beberapa contoh dari 7 kata benda khusus di atas bisa ditemukan dalam QS An-Nur ayat 36, QS Ali Imran ayat 35, dan masih banyak lagi.
3. Rumus Umum
Selanjutnya, apabila tidak termasuk kata diawali "AL" dan 7 kata benda khusus maka berlaku lah rumus umum ini. Maksud rumus umum adalah bisa digunakan di setiap kata yang diawali hamzah washal, baik itu kata isim maupun fi'il (selama bukan "AL" dan 7 kata benda khusus)
Kunci atau rumusnya adalah perhatikan huruf ketiga berharakat apa (hamzah washal dihitung sebagai urutan huruf yang pertama). Apabila harakat nya dhammah maka hamzah washal nya berharakat dhammah, jika bukan dhammah maka hamzah washal nya berharakat kasrah.
Huruf ketiga : Dhammah, maka hamzah washal dhammah
Huruf ketiga : Kasrah, maka hamzah washal kasrah
Huruf ketiga : Fathah, maka hamzah washal kasrah
Lebih jelasnya, perhatikan masing-masing contoh di bawah ini
Baca kembali rumus atau kunci nya yakni perhatikan harakat huruf ketiga. Maka cara membaca kata di atas, dari kiri ke kanan, adalah "Ukhruj", "Ud'u", dan "Idzhab".
Berikut contoh-contoh yang lainnya
Maka cara membacanya adalah"Istikbaran" dan "Istighfaru"
4. Pengecualian Rumus Umum
Terakhir adalah pengecualian dari rumus nomor 3 atau rumus umum. Kenapa pengecualian? Dalam dunia Ilmu Sharaf, ada kaidah hadzf (pembuangan huruf) yang membuat harakat huruf ketiga nya berubah dari aslinya.
Padahal, dalam rumus umum disebutkan dan dijelaskan pentingnya mengetahui harakat huruf ketiga, namun ada beberapa kata yang karena perubahan Sharaf tadi, menjadi berubah harakat huruf ketiga nya.
Masih bingung? Coba perhatikan hamzah washal pada contoh berikut dan coba juga cara membaca hamzah washal nya.
Contoh di atas berada pada QS Al-Kahfi ayat 21. Apabila memulai membaca dari kata yang dilingkari merah atau kata yang ada hamzah washal nya, maka cara membaca nya adalah "Ibnu" bukan "Ubnu".
Apabila memakai rumus umum, karena harakat huruf ketiga nya adalah dhammah, maka seharusnya hamzah washal nya dibaca dhammah, namun ini tidak karena pengecualian. Mengapa bisa demikian? Karena berkaitan dengan ilmu Sharaf tadi.
Selain contoh pada QS Al-Kahfi ayat 21 di atas, ada juga terdapat dalam kata "Ituni" pada QS Al-Ahqaf ayat 4, dan beberapa tempat lainnya. Untuk penjelasan Ituni, silahkan baca khusus artikel mengenai cara baca kata Ituni dalam al-Quran.
Rumus pengecualian ini memang berkaitan erat dengan ilmu Sharaf. Kesimpulannya, perhatikan apakah huruf keempat nya berupa wawu sukun atau tidak. Jika iya, maka silahkan berhati-hati dalam membaca hamzah washalnya.