Bacaan Gharib
Tanda Sin Di Atas Shad
Saat Anda membaca al-Quran, beberapa kali akan menemukan bacaan Gharib atau bacaan yang jarang dan berbeda dari biasanya. alah satu bacaan Gharib adalah adanya tanda huruf sin kecil yang terletak di atas atau di bawah shad. Apa maksud dari bacaan Gharib tersebut?
Mengenal Bacaan Gharib
Secara umum, Qiraat atau bacaan al-Quran terbagi menjadi dua macam yaitu bacaan Ushul dan Farsy. Qiraat Ushul ialah bacaan yang mengikuti qawaid kulliyah atau kaidah-kaidah yang menyeluruh dan diterima berbagi jenis periwayatan bacaan. Contoh bacaan Ushul adalah hukum nun sukun atau tanwin, hukum Mad, dan lain sebagainya.
Sedangkan Qiraat Farsy adalah sebagian bacaan yang memiliki hukum-hukum tertentu. Qiraat Farsy ini, di buku tajwid Indonesia, populer disebut sebagai bacaan Gharib. Gharib berarti asing atau berbeda. Suatu bacaan disebut Gharib apabila ia berbeda dengan bacaan pada umumnya.
Kebanyakan bacaan Gharib berhubungan dengan Rasm al-Quran. Misalnya bacaan Gharib Imam Qunbul pada kata shirath yang terdapat dalam QS Al-Fatihah 6. Kata shirath secara umum dibaca dengan huruf Shad, namun berbeda dengan bacaan Imam Qunbul yang menggunakan huruf Sin menjadi sirath.
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Riwayat bacaan yang dipakai mayoritas umat Islam di seluruh dunia adalah riwayat Hafsh. Apabila dikaitkan dengan bacaan Gharib, maka bacaan Gharib di sini adalah bacaan Imam Hafsh yang berbeda dengan bacaan Imam-Imam lainnya.
Salah satu bacaan Gharib Imam Hafsh adalah berkaitan dengan huruf Shad yang dibaca huruf Sin, yang kemudian oleh para Ulama diberi tanda khusus (dhabth) berupa tanda sin kecil yang terletak di atas atau di bawah huruf Shad pada kata-kata tertentu.
Hukum Sin yang terletak di atas atau di bawah Shad
Tanda Sin yang dimaksud, hanya terdapat dalam 4 kata di dalam al-Quran. Keempat kata tersebut adalah yabshuthu, bashthah, al-mushaythirun, dan bi mushaythir. Keempat kata tersebut tersebar dalam surah yang berbeda, dengan rincian sebagai berikut:
Pertama, kata "Yabshuthu" di dalam QS Al-Baqarah ayat 245 berikut ini:
Kedua, kata "Bashthah" di dalam QS Al-A'raf ayat 69 berikut ini:
Ketiga, kata "al-Mushaythirun" di dalam QS At-Thur ayat 37 berikut ini:
Keempat, kata "bi Mushaythir" di dalam QS Al-Ghasyiyah ayat 22 berikut ini:
Dari keempat kata di atas, ada tanda Sin yang terletak di atas Shad dan ada juga yang terletak di bawah Shad. Dan dapat dilihat juga terdapat kata yang tidak memiliki tanda Sin. Apa maksud dan hukum bacaan keempat kata tersebut?
Tanda Sin di atas Shad menunjukkan Shad harus dibaca Sin. Tanda Sin di atas Shad terdapat pada kata pertama yaitu "yabshuthu" dibaca "yabsuthu" dan kata kedua yaitu "bashthah" dibaca "basthah". Berikut contoh cara membaca nya:
وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
وَزَادَكُمْ فِي الْخَلْقِ بَسْطَةً
Tanda Sin di bawah Shad menunjukkan boleh dibaca Shad dan boleh dibaca Sin. Hukum ini terdapat pada kata ketiga, yang terdapat dalam surah at-Thur. Bisa dibaca "al-Mushaythirun" atau al-Musaythirun. Namun yang lebih populer atau masyhur adalah memakai Shad karena sesuai Rasm nya.
أَمْ عِنْدَهُمْ خَزَائِنُ رَبِّكَ أَمْ هُمُ الْمُصَيْطِرُونَ
أَمْ عِنْدَهُمْ خَزَائِنُ رَبِّكَ أَمْ هُمُ الْمُسَيْطِرُونَ
Adapun kata keempat, awalnya diberi tanda Sin di bawah Shad. Namun karena Imam Hafsh membacanya dengan Shad saja, maka tanda Sin tersebut dibuang karena sudah sesuai dengan Rasm nya. Artinya tidak ada perubahan sama sekali.
Sumber : Ghayat al-Murid fi Ilm at-Tajwid