Idzhar Riwayah
Idzhar Riwayah
Dari sekian banyak hukum bacaan Idzhar yang dipelajari, mungkin sebagian masih merasa asing saat mendengar kata Idzhar Riwayah. Beberapa hukum bacaan Idzhar yang sering diketahui adalah Idzhar Halqi, Idzhar Syafawi, dan Idzhar Qamari. Lalu apa itu Idzhar Riwayah?
Pengertian Idzhar Riwayah
Secara bahasa, Idzhar Riwayah (إِظْهَارٌ رِوَايَةً) terdiri dari dua kata yaitu Idzhar dan Riwayah. Idzhar artinya jelas atau menjelaskan, sedangkan riwayah artinya cerita atau periwayatan. Secara istilah Ilmu Tajwid, Idzhar Riwayah adalah menjelaskan bunyi nun sukun karena menjaga periwayatan.
Idzhar Riwayah ini masih satu jalur dengan hukum-hukum bacaan dalam nun sukun karena sama-sama membahas nun sukun. Lalu apa yang dimaksud dengan "menjaga periwayatan"? Riwayat bacaan yang dimaksud adalah bacaan Hafsh dari jalur Syathibi.
Bacaan riwayat Hafsh jalur Syathibi merupakan bacaan paling populer di dunia, termasuk di Indonesia. Dengan kata lain, masyarakat yang sudah terbiasa memakai bacaan ini, tentu juga akan menggunakan Idzhar Riwayah. Sedangkan bagi yang menggunakan bacaan lain, terdapat perbedaan.
Cara membaca Idzhar Riwayah adalah dengan membaca jelas nun sukun nya. Adapun contoh dari Idzhar Riwayah akan dipaparkan di sub pembahasan berikutnya. Idzhar Riwayah ini juga hanya terjadi jika membaca washal (sambung) ke kata berikutnya.
Selain dinamakan Idzhar Riwayah, ada juga yang memberi nama menjadi Idzhar Syadz. Syadz bermakna ganjil. Idzhar Syadz adalah hukum bacaan Idzhar yang melenceng atau berbeda dari bacan Idzhar biasanya.
Idzhar Syadz ini nanti nya terbagi menjadi dua: dalam satu kata dan antara dua kata. Untuk Idzhar Syadz dalam satu kata, ini biasa dikenal dengan nama Idzhar Mutlaq atau Idzhar Wajib. Sedangkan Idzhar Syadz yang terjadi di antara dua kata merupakan Idzhar Riwayah yang sedang dibahas saat ini.
Contoh-Contoh
Contoh-contoh hukum bacaan Idzhar Riwayah tidak banyak di dalam al-Quran. Bacaan Idzhar Riwayah terdapat di dua tempat. Pertama, di surat Yasin ayat 1 disambung ke ayat 2. Kedua, di surat an-Naml ayat pertama.
Bacaan Idzhar Riwayah di QS Yasin ayat 1-2 :
يس () وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ ()
Bacaan Idzhar Riwayah di QS an-Naml ayat 1 :
طس ۚ تِلْكَ آيَاتُ الْقُرْآنِ وَكِتَابٍ مُبِينٍ
Perhatikan 2 kata yang telah diberi warna merah. Apabila Anda ingin melanjutkan dari kata pertama disambung dengan kata kedua, maka akan terjadi bunyi nun sukun (lihat cara membaca fawatihus suwar) yang bertemu huruf setelahnya.
Di surat Yasin terdapat nun sukun bertemu wawu yang seharusnya dibaca Idgham Bi Ghunnah, sedangkan di surat an-Naml terdapat nun sukun bertemu ta' yang seharusnya dibaca Ikhfa Haqiqi. Namun kedua tetap dibaca jelas suara nun sukun nya karena Idzhar Riwayah.
Pertanyaan-Pertanyaan
Q : Mengapa Idzhar ini dinamakan Idzhar Riwayah?
A : Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, Idzhar seperti ini dinamakan Idzhar Riwayat karena tujuannya menjaga riwayat bacaan dari (riwayat) Hafsh jalur (thariq) Syathibi. Ada juga yang menyebutnya sebagai Idzhar Syadz.
Q : Dari mana sumber kitab yang bisa dibaca?
A :Untuk sumber nya, Anda bisa bertalaqqi pada guru al-Quran atau mencari referensi kitab-kitab tajwid. Misalnya kitab al-Mufid fi Ilm at-Tajwid bi Riwayat Hafsh 'an Ashim ibn Abu an-Nujud min Thariq as-Syathibiyyah karya Abdurrahman bin Sa'dullah Aytani.