Kisah Manusia dan Setan
Manusia Dan Setan
Bagian 1
Dahulu ada tiga orang bersaudara sepakat untuk menemui pendeta Barshisha di kuilnya. Mereka akan memintanya menjaga saudari mereka selama kepergian mereka untuk berdagang.
Tidak ada seorang pun di negeri itu yang dapat dipercaya untuk dititipi seorang gadis yang telah menginjak usia kawin, selain Barshisha, pendeta dan ahli ibadah Bani Isra’il yang baik lagi shalih.
Ketiga orang itu kemudian pergi menuju kuil Barshisha, lalu mereka mengemukakan persoalan itu. Mulanya Barshisha menolak dengan alasan dirinya seorang ahli ibadah dan dia tidak mempunyai waktu untuk merawat saudari perempuan mereka. Lebih dari itu, saudari perempuan mereka pun akan menyibukkannya dari ibadah.
Satu hal yang tidak diketahui oleh ketiga bersaudara itu adalah bahwa Barshisha merupakan sosok yang menyukai kebanggaan dan imannya pun lemah. Hal itu adalah karena dia telah terperdaya; dia mengira bahwa setan tidak mempunyai kekuasaan untuk menggoda dirinya.
Barshisha yang teperdaya itu lupa bahwa anak tangga pertama untuk naik ke tingkat atas dalam hal keburukan adalah keteperdayaan, karena perasaan inilah yang dapat membukakan pintu hati seseorang hingga mudah dimasuki setan.
Setan berhasil membisiki Barshisha dan berkata, ” Itu merupakan amal baik kepada orang-orang miskin. Oleh karena itu, setujuilah permohonan mereka dan tetap sibukkanlah dirimu dengan shalat dan ibadahmu, jauh dari wanita itu.”
Akhirnya, Barshisha yang teperdaya itu menyetujui permohonan gurunya, Iblis. Namun dia memberikan sebuah syarat, yaitu ketiga bersaudara tersebut harus membangun sebuah gubuk untuk tempat tinggal saudari perempuan mereka yang letaknya jauh dari kuilnya. Dengan demikian, Barshisha tidak dapat melihatnya, begitu pula sebaliknya, saudari mereka tidak dapat melihat Barshisha.
Demikianlah Barshisha, tanpa disadarinya bahwa dirinya telah menanam paku yang pertama pada katilnya.
Barshisha selalu membawa makanan ke gubuk gadis itu setiap hari, namun dia meninggalkannya di pertengahan jalan dan kembali ke kuilnya, kemudian gadis itu datang untuk mengambilnya. Dengan rajinnya, Barshisha melakukan pekerjaan itu setiap hari.
Setan memiliki cara yang tidak pernah berubah dalam menipu dan mengelabui. Dia selalu membuka beberapa pintu kebaikan demi membuka satu pintu keburukan. Setan menemui Bashisa dan berkata kepadanya, sedang Barshisha tidak melihatnya, “Betapa malang gadis itu. Kamu meletakkan makanan untuknya di tengah jalan dan kembali. Mungkin saja ada anjing, kucing, atau manusia yang mengambil makanan itu, sehingga tanpa sepengetahuanmu gadis itu bermalam dalam keadaan lapar.”
Barshisha memikirkan kondisi si gadis malang itu, sehingga shalat dan ibadahnya terganggu olehnya. Akhirnya, dia memutuskan untuk mengantarkan makanan itu sampai pintu gubuk dan meletakkan makanan di sana, kemudian kembali lagi dengan segera, sehingga dia tidak melihat gadis itudan gadis itu pun tidak mengenalnya.
Keesokan harinya Barshisha bangun, kemudian dia membawa makanan itu sampai ke pintu gubuk, lalu mengetuk pintunya dan segera kembali lagi ke kuilnya untuk beribadah kepada Allah. Sementara itu, setan selalui menyertainya untuk membisikkan dan menggodanya dengan cara lain, kemudian setan membayangkan ke dalam hayalan Barshisha, sehingga Barshisha melihat dalam hayalannya rupa gadis tersebut begitu cantik lagi mungil, sementara dirinya adalah lelaki yang sudah lama mengasingkan diri dari keramaian manusia untuk melakukan ibadah.
Tidak lama kemudian Barshisha memohon ampunan kepada Tuhannya dan kembali kepada ibadahnya. Namun dia kembali dengan hati yang lain, bukan hati yang pernah dia kenal. Gadis itu selalu ada dalam hatinya, meskipun dia tidak pernah melihatnya dan gadis itu pun tidak pernah melihat dia.
Hari berikutnya Barshisha melakukan hal yang sama. Dia meletakkan makanan itu, lalu pergi, kemudian larut dalam ibadah dan shalatnya. Namun ada sesuatu yan mengganggu shalat dan ibadahnya. Dia meletakkan makanan itu di depan pintu gubuk, kemudian pergi. Siapa tahu gadis itu tidak mengambil makanan tersebut, sebab mungkin saja suatu hari dia sakit atau tidak enak badan, sehingga membutuhkan dokter atau obat. Oleh karena itulah, dia berbulat hati untuk meletakkan makanan itu, kemudian saat wanita itu mengambilnya, dia akan mengawasinya dari kejauhan sehingga hatinya merasa tenang.
Dalam benak Barshisha tidak pernah terlintas bahwa semua itu bisikan setan yang menguasai dirinya.
“Oh alangkah cantiknya dia. Ternyata dia lebih cantik dari yang aku bayangkan.”
Itulah yang dikatakan Barshisha saat pertama kali melihat gadis itu semenjak dia menempati gubuk yang bersebelahan dengannya.
Sekarang hati Barshisha telah terkait dengan gadis tersebut, hingga saat kembali ke kuil pun dia terus memiikirkannnya. Bagaimana caranya dia menghilangkan wajah gadis itu? Setiap kali dia ingin melakukan ibadah, tiba-tiba wajah gadis itu seakan-akan muncul di kelopak mata dan terbayang dalam hatinya, sehingga hal itu memalingkannya dari ibadah dan shalat kepada Tuhannya, padahal tidaklah semua itu terjadi, kecuali karena perbuatan setan.
Barshisha kemudian menuruti kemauan bisikan setan. Oh, andai dia memohon pertolongan kepada Allah untuk dirinya dan mengatakan:”Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk”, niscaya Allah akan menolongnya dan mengusir setan itu jauh darinya. Namun dia justru menuruti setiap kata yang setan bisikkan kepadanya tentang wanita itu:”Sesungguhnya kamu adalah ahli ibadah dan kamu telah melarang dirimu dari kenikmatan dunia. Apa yang membahayakanmu seandainya kamu melakukan sebuah dosa, kemudian kamu bertobat kepada Allah setelah melakukan itu, niscaya Allah akan mengampunimu, wahai Barshisha.”
Barshisha berusaha untuk membebaskan diri dari pikiran-pikiran itu, tapi dia kembali teringat akan kecantikan penghuni gubuk yang pernah dilihatnya. Dia kemudian memikirkan wanita itu, sehingga dia melalui malam itu tanpa melaksanakan shalat. Dia telah berbulat hati untuk berbicara dengan wanita itu dan wanita itupun berbicara dengannya.
Baru saja hari berikutnya muncul. Barshisha sudah mengetuk pintu gubuk gadis tersebut. Ketika wajah sang gadis muncul, wajah Barshisha memerah; air liurnya mengalir; dan dia gugup. Dia kemudian berkata:”Aku datang hanya untuk menanyakan kondisimu. Mmdah-mudahan kamu baik-baik saja.”
Gadis itu menjawab:”Aku baik-baik saja, Tuan. Apakah anda akan masuk sebentar?”
Tidak lama kemudian Barshisha merasa malu kepada dirinya. Dia berkata: “ Tidak, aku datang untuk menanyakan keadaanmu.”
Kemudian ia berlalu, sementara pikirannya terus berkecamuk mengganggu ketenangan akal dan hatinya, sehingga di terombang-ambing oleh lamunan dan angan-angannya sendiri. Karena dia menyendiri dan tiada seorang pun yang nmembantunya untuk melakukan ketaatan, maka setan pun dapat menguasainya dengan mudah. Setan itu serigala yang memburu manusia. Dia akan sangat dekat kepada manusia yang sendiri daripada yang berdua atau bertiga. Alangkah mudah tugas setan saat manusia berada seorang diri. Oleh karena itu, ketika seseorang sedang sendirian, maka hendaklah dia memohon perlindungan kepada Allah dari gangguan setan yang terkutuk.
Setan menggambarkan gadis itu dalam mimpi Barshisha; suaranya terngiang-ngiang di telinganya; rupa dan wajahnya selalu terbayang di pelupuk matanya, sehingga diapun terjaga dari tidurnya karena terkejut. Dia berharap andai dia dapat berbicara lagi dengan gadis itu dan gadis itupun berbicara lagi dengannya.
Bersambung insya Allah…
Sumber: Kisah-Kisah dalam Alquran untuk Anak, Dr. Hamid Ahmad Ath-Thahir, Irsyad Baitus Salam.